Alumni Elektro-Medis Mandala Waluya Kendari Produksi Alat Kesehatan
Di tengah pandemi covid-19 yang mewabah sejak awal tahun, tidak mematahkan semangat mahasiswa elektro Medis STIKES Mandala Waluya untuk berkarya. Banyak alat kesehatan yang telah diproduksi sekaligus sebagai hasil karya ilmiah sekaligus tugas akhir mahasiswa.
Ketua program studi D3 Teknologi Elektromedis STIKES Mandala Waluya Kendari, Ratna Umi Nurlila, S.Si., M.Sc, menyatakan, meskipun proses perkuliahan hanya 3 tahun, sebagai ahli madya elektromedis, mereka mampu menyelesaikan tugas akhir berupa karya tulis ilmiah beserta produk alat kesehatan hasil inovatif. Produk alat kesehatan sederhana yang dihasilkan mahasiswa seperti : alat sistem control snellen chart berbasis anroid, pendeteksi ke gagalan inpus, alat penghitung obat otomatis dan kursi roda elektrik. Ada juga monitoring detak jantung, hoteplate magnitek stirrer, alat terapi blue light,blood warmer, penghangat ASI, dan masih banyak lagi karya mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhirnya.
Manfaat dari alat yang dihasilkan sangat membantu pihak laboratorium. Lantaran beberapa alat perlu pengembangan sehingga diharapkan dapat membantu tenaga kesehatan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan, khususnya di wilayah Sulawesi tenggara.
Adapun kompetensi utama mahasiswa, mampu penempatan dan penyiapan alat kesehatan, pengunaan alat kesehatan pada sarana kesehatan. Perencanaan pemeliharaan alat kesehatan agar layak pakai, melakukan pemindahan dan pemasangan alat kesehatan, pemeliharaan peralatan kesehatan, perbaikan peralatan kesehatan serta pencatatan peralatan kesehatan di fasilitas kesehatan.
Calon lulusan juga memiliki kompetensi pendukung berupa kemampuan dan ketrampilan dalam pemograman dan komunikasi, serta mendesain peralatan kesehatan sederhana. “Dengan demikian ketika mahasiswa lulus dengan kompetensinya dapat bekerja di rumah sakit, puskesmas, PT alat kesehatan, distributor alat kesehatan dan lembaga lainnya.
Mengingat peluang mereka sangat luas, sebab jumlah tenaga elektromedis yang sangat terbatas dan masih sangat langka,” terang wanita yang sedang dalam penyelesaian program doktornya ini.
Mahasiswa Elektromedis STIKES Mandala Waluya juga di bekali ketrampilan dalam merancang peralatan kesehatan. Diharapkan alat yang dihasilkan dapat dikembangkan secara terus menerus sehingga dapat dimanfaatkan lebih luas pada fasilitas kesehatan. “Hal ini menjadi langkah awal bagi lulusan kami sebagai enterpreneursip di bidang produksi alat kesehatan,” paparnya.
Adapun alumni yang telah terserap di wilayah Sulawesi Tenggara, keseluruhan tersebar di rumah sakit pemerintah dan swasta serta puskesmas. Sedangkan alumni yang terserap di ibu kota Jakarta sebagian bersar terserap di perusaah alat kesehatan seperti PT karya pratama Jakarta barat, PT Sani Mutiara Prima Jakarta selatan. Ada juga yang bekerja di PT Karunia Indamen Mandiri Bekasi, dan beberapa PT yang bergerak dibidang alat kesehatan. Diantaranya juga bekerja pada rumah sakit di Jakarta seperti seperti rumah sakit hermina bekasi, RS Tiara Tangerang Banten, dan beberapa rumah sakit di daerah ibu kota.
Ratna menyatakan, sebagai pengelola program studi pihaknya selalu mengembangkan, meningkatkan mutu dan kompetensi serta ketrampilan inovatif bagi mahasiswa. Mengingat keberadaan mereka sangat penting dalam menjamin peralatan kesehatan di rumah sakit. Sehingga pihak kampus harus mampu mengantarkan mereka menjadi tenaga yang kompeten. “Hal ini ditandai dengan bukti perolehan sertifikat kompetensi dari DIKTI mencapai 84 % kelulusan,” tutur Ratna Umi Nurlila yang beberapa waktu lalu sukses mengantarakan podi tersebut memperoleh predikat akreditas B diusianya yang baru 5 tahun.